Kumpulan Cerpen - CERMIN AMARAHKU Part.1 [PROLOG]

      Pagi Gangnam yang dipenuhi kesibukan perkantoran dan suasana malam dengan ramainya sebuah pesta, sekarang telah lenyap, karna bisik-bisik tentang sesosok monster. Monster yang menerkam tiap remaja yang berpesta, menerkam tiap orang yang berkunjung ke daerah Gangnam ini, ataupun orang-orang yang sedang tertidur lelap.

Berita adanya monster itu, telah memenuhi siaran televisi maupun radio local.  Bahkan sekarang telah memenuhi siaran internasional, dan membuat takut para turis yang berkunjung ke daerah Gangnam ini.

Anehnya aku sama sekali tidak menyadari akan berita itu. Seorang penulis novel, yang bertempat tinggal di Daerah Gangnam, dan bernama Lee Yoo Ra. Yeojayang bekerja di perusahan Penerbitan Kota Gangnam , yang sekarang dililit hutang. 

Aku baru menyadari hal itu saat ada gerumunan anak kecil yang sedang bermain dan membahas akan berita itu “Kata ibuku, makhluk itu baru saja memangsa adik kakak yang tinggal di Apartement 018. Ada yang bilang kalau makhluk itu adalah Zombie, atau Vampir, bisa saja Monster dari luar angkasa, tapi mungkin Gumiho yang lepas dari tempat persembunyiannya.”kata anak-anak yang sedang bermain itu. Aku sering berpikir, apakah aku benar-benar bodoh dalam bergaul ? Aku selalu ketinggalan akan berita-berita seperti itu. 

Hari-hari mereka lewati dengan penuh rasa takut. Aku sama sekali tidak pernah mempercayai hal itu. Bagiku itu hanya sebuah mitos, yang membuat pertahanan masyarakat Gangnam melemah. Tapi, suatu hari aku bagai melihat monster itu, saat aku bangun dari tidur ku, aku melihat monsteritu dihadapan ku. Lalu lenyap dan yang ada didepan ku bukan lah monster itu. Tapi bayanganku didalam cermin. Hal itu selalu membayangi pikiranku. Bahwa monster yang ku liat itu adalah bayanganku. 

Walaupun begitu aku menganggapnya, hanya sebuah mimpi yang masih berjalan saat aku telah sadar. Tapi apakah mimpi yang satu itu, memiliki makna tersendiri ? Itu akan terus menjadi tanda Tanya, dan juga peringatan dalam hidupku yang tersisa. “Dapatkah aku menjalani hidup dengan perasaan yang begitu menyedihkan ini?”

Tweet